Postingan

Takdir

 Aku adalah anak perempuan yang sangat disayangi oleh bapak, aku masih percaya itu sampai kapanpun. sekalipun bapak tidak pernah mencariku lagi setelah keputusannya untuk pergi. Berulang kali ku bayangkan hidupku yang dahulu, yang menurutku lebih baik waktu itu. Membayangkan dahulu sebelum teman temanku meledek hidupku tanpa bapak. Mama memilih seseorang yang salah lagi, semua seperti sia sia bukan? kepergian bapak yang diharapkan bisa membuat mama hidup lebih tenang, ternyata itu tidak terjadi bahkan lebih buruk.  Aku merasa hidup dalam lingkarang yang tidak akan pernah usai. Berulang kali aku bertanya pada diriku sendiri dosa sebesar apa yang telah membuatku menjadi seperti ini, aku merasa hidup dengan penuh rasa sakit dihatiku. Entah apa di kehidupan selanjutnya aku akan menjadi Anne Boleyn yang mati karena kepalanya dipenggal setelah dituduh oleh suaminya sendiri, dan mengalami penderitaan bertahun tahun selama menikah? atau di kehidupan selanjutnya aku akan lebih memilih ...

Dua Manusia

 Terdengar banyak langkah kaki yang tergesah lewat didepanku serta suara alat alat medis yang berbunyi seakan akan memberi tahu pada semua bahwa pasiennya sudah menyerah. Ada yang menangis sesegukan. Ada yang teriak memanggil perawat untuk meminta pertolongan. Bapak sakit demam berdarah. Itu kali pertama aku melihat bapak lemah, bapak yang biasanya cukup keras hari itu hanya bisa berbaring dikasur rumah sakit. Dan mama selalu merawat bapak sebagaimana tugas seorang istri. Aku pulang bersama ibu. Ibu merawat mama dari sejak baru lahir tentu mama sudah menganggap ibu adalah ibu kandungnya. Mama dilahirkan oleh seseorang perempuan yang tidak bertanggung jawab untungnya ada ibu yang mau merawat mama seperti anaknya sendiri. ibu juga cukup keras kepada mama layaknya cara parenting jaman dahulu mama selalu dipaksa harus selalu mengikuti kemauan ibu. Mama tidak boleh punya pilihan lain selain pilihan ibu. Pemikiran ibu memang cukup kolot tapi mungkin itu caranya menyayangi anaknya. Mama m...

Terengah

Pukul 4 sore hari itu cuaca ditempatku lumayan mendung dan sedikit ada gemuruh dari langit yang terdengar ditelingaku.  Tringgggg. .. bunyi notifikasi dihandphoneku "Kita udahan aja." aku membacanya dari pesan whatshapp dan segera ku balas "Baiklah itu maumu." Sebelum kata pisah itu terucap olehnya kita memang sudah sering bertengkar. Hari itu aku turuti kemauannya. Lama ia tidak membalas pesanku lagi aku pikir ia terima dengan balasanku terakhir kali. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar. Itu lama sekali. Aku membuang tiga tahun hidupnya begitu saja. Dia baik, hidupnya baik. Dia anak satu satunya. Bapaknya punya pekerjaan, ibunya menyukaiku. Sedangkan aku jahat, hidupku juga. Bapakku bekerja tetapi uangnya habis tidak tau kemana, mama ku yang cari uang. Itu mengapa sejak awal aku tahu kami tidak bisa berhenti pada tempat yang sama. Itu mengapa pula, selama ini aku hanya menunggu ia menyerah denganku, sebagaimana hidupku sendiri.  Seseorang itu tidak tetap. Selalu b...