Terengah
Pukul 4 sore hari itu cuaca ditempatku lumayan mendung dan sedikit ada gemuruh dari langit yang terdengar ditelingaku. Tringgggg. .. bunyi notifikasi dihandphoneku "Kita udahan aja." aku membacanya dari pesan whatshapp dan segera ku balas "Baiklah itu maumu." Sebelum kata pisah itu terucap olehnya kita memang sudah sering bertengkar. Hari itu aku turuti kemauannya. Lama ia tidak membalas pesanku lagi aku pikir ia terima dengan balasanku terakhir kali. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar. Itu lama sekali. Aku membuang tiga tahun hidupnya begitu saja. Dia baik, hidupnya baik. Dia anak satu satunya. Bapaknya punya pekerjaan, ibunya menyukaiku. Sedangkan aku jahat, hidupku juga. Bapakku bekerja tetapi uangnya habis tidak tau kemana, mama ku yang cari uang. Itu mengapa sejak awal aku tahu kami tidak bisa berhenti pada tempat yang sama. Itu mengapa pula, selama ini aku hanya menunggu ia menyerah denganku, sebagaimana hidupku sendiri. Seseorang itu tidak tetap. Selalu b...